Senin, 23 Agustus 2010

JUAL KEYBOARD+MOUSE MICROPACK LOKASI BANDUNG


RP.90.000

JUAL KEYBOARD+MOUSE DENGAN PARTAI BESAR DENGAN HARGA MURAH!!!!

MICROPACK KEYBOARD GAME :
1. ASDW and ARROW warna "MERAH"
2. SIMBOL di print dengan Laser (AWET TAHAN LAMA SIMBOL HURUF GAKKAN HILANG2)
3.
HARGA MURAH READY STOCK
4. Mouse dah masuk di paket keyboard (jadi gak usah beli mouse karena dan sepaket sama keyboard)
5. Gak perlu Lama2 Langsung telpon aj (02271335030) or email balaka.cv@gmail.com or jyusufmm@ymail.com


Kamis, 22 Januari 2009

Jadi Entrepreneur, atau Jadi Kulinya Entrepreneur ?

Akhir-akhir ini pertanyaan senada ini banyak sekali didengungkan oleh teman-teman saya di milis internal SBM, intinya satu, mereka mengalami kegalauan dalam menemukan tujuan hidup, apakah akan menjadi entrepreneur, apakah akan jadi kuli dari entrepreneur yang sudah ada ?

Masalahnya, di SBM sendiri ada dua kubu dan dua kepentingan yang cukup kuat diluar kubu dan kepentingan lain, disatu sisi harus bisa menciptakan pekerja yang bisa mengerjakan pekerjaan bisnis administratif (jadi kalo ngelamar kerja di perusahaan bisa mengerjakan pekerjaannya dan ngga malu-maluin), disatu sisi juga harus bisa menciptakan entrepreneur yang cukup handal, sementara kubu entrepreneur agak sulit berkomunikasi dengan kubu pekerja yang notabenenya adalah anak-anak yang pintar serta dosen-dosen yang betul betul ngelotok dengan bidang keilmuannya (kebanyakan yang rajin dan jago berhubungan dengan angka dan memiliki IP (indeks prestasi) cukup tinggi), karena yang memiliki cita rasa entrepreneurship ini memiliki kesan orang yang pengangguran serta urakan dan tidak memiliki masa depan yang pasti!

ITU ADALAH PEMIKIRAN YANG SALAH TENTANG ENTREPRENEUR!

Mengapa demikian ? Entrepreneur adalah orang yang pandai melihat peluang, dan itu adalah pasti, tidak mungkin dia menawarkan sesuatu produk jika kliennya sedang bermasalah, mayoritas adalah salesman yang baik, meski tidak semua, tetapi justru mayoritas entrepreneur yang baik yang sering saya temui, kebanyakan bermain aman, dalam arti tidak mau menawarkan sesuatu yang ia tidak bisa sanggupi kepada kliennya, dan ketika hal itu tidak bisa ia sanggupi karena diluar kemampuannya, ia akan meminta maaf dan menggantinya dengan hal lain yang bisa ia perbuat, bukan malah kabur dan tidak bertanggung jawab.

Saya sendiri lebih suka untuk dikenal oleh orang lain sebagai Entrepreneur (meski wannabe), bukan sebagai mahasiswa, mohon maaf, karena agak malu dengan citra mahasiswa yang sekarang lebih cenderung negatif (tukang demo) dan pemalas (ngga rajin kerja, belajar doang). Full Time Entrepreneur istilahnya, dan Part Time Blogger, keduanya adalah pekerjaan saya, mahasiswa ? oh, saya hanya numpang kuliah saja mengisi waktu luang, sekalian mencari rekanan bisnis dan juga teori yang bisa disesuaikan dengan kehidupan nyata dan bisnis… (kebanyakan dari teori tidak bisa diterapkan)

Mengapa demikian kekeuhnya saya Ingin menjadi Entrepreneur ? perhatikan skema berikut :

Jika anda adalah seorang yang baru lulus kuliah (kurang lebih usia disekitar 20-24 tahun), berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membeli sebuah mobil Honda Jazz ?

Anda melamar sebuah pekerjaan di kantor yang bergengsi, masuk jam 7 pagi sedang rumah anda berjarak 30 km dari tempat kerja anda, tentunya anda harus bangun pagi pagi sekali agar tidak terlambat, karena jika terlambat anda akan dipotong gajinya, dan anda baru bisa pulang malam karena harus lembur untuk mendapatkan uang tambahan.

Anggap anda memiliki penghasilan 3 juta per bulan, tinggal di Bandung, dikurangi pengeluaran (kosan, rokok, makan, pacaran, komunikasi, ongkos, dll) anda bisa memiliki tabungan sebesar Rp.800.000 per bulan, tentunya harus memikirkan biaya untuk pernikahan (jika belum menikah) dan asumsi ini merupakan asumsi bagi anda yang masih single, bagaimana jika anda sudah berkeluarga ?

sedang harga honda Jazz patoklah Rp.157.000.000 (kalo ngga salah) berapa tahun lagi anda baru mendapatkan benda ini ? silakan bagi sendiri,

kenyataannya untuk mendapatkan gaji 3 juta sebulan di Bandung bagi fresh graduate itu bukanlah hal yang mudah, anda harus bersaing bersama ribuan pengangguran lainnya untuk mendapatkan pekerjaan itu, dan juga harus bekerja dibawah tekanan dan hidup yang tidak sehat, ujung-ujungnya biaya yang dikeluarkan oleh anda untuk berobat dirumah sakit, akan menghabiskan tabungan yang selama ini anda pegang. Belum lagi ada risiko pengurangan pegawai, dimana ketika anda sakit dan masuk rumah sakit, anda bisa saja dikeluarkan karena kelamaan tidak masuk kerja / kerja anda kurang produktif, selain itu juga perusahaan tidak memerlukan anda lagi karena umur anda sudah tua dan tidak kreatif lagi..

Belum lagi jika anda sudah berkeluarga, dan memiliki anak yang hendak punya motor / mobil,

Ujung-ujungnya demi beli Honda Jazz, anda jadi korupsi, entah itu waktu anda bekerja di kantor, maupun finansial kantor (naudzubillahimindzalik)

hmmm menyakitkan bukan ? ketika muda terlena oleh pekerjaan dan diiming imingi pensiun yang besar, tahunya di jalan diputuskan orang lain, itu karena nasib anda ditentukan oleh Boss, bukan oleh diri anda sendiri.

Perbedaan lain ketika menjadi Entrepreneur, terlihat sedikit pengangguran, penghasilan anda ditentukan oleh kompetensi dan kemampuan anda sendiri, terutama kemampuan untuk memanage dan mencari peluang, serta berkomunikasi menawarkan barang dagangan anda keorang lain. Jam kerja Entrepreneur terkadang tidak menentu, terkadang bisa lebih gila lagi daripada karyawan, tetapi tidak di push oleh atasan melainkan oleh tuntutan dirinya sendiri.

Jadi Entrepreneur cukup menjanjikan dibanding mencari pekerjaan, karena bisa dimulai dari modal yang tidak terlalu besar, dan juga waktu yang tidak terbatas, kapanpun ketika anda di PHK sekalipun, anda bisa menjadi entrepreneur, satu satunya modal yang harus anda kuat miliki adalah KEMAUAN, baru kemudian rekanan dan juga keuangan.

Jika anda sadar, ada gabungan diantara keduanya, yakni Partnership, seseorang bisa menjadi Entrepreneur, dan juga bisa menjadi Karyawan, contohnya, jika anda memiliki ide bisnis tetapi tidak memiliki modal untuk menjalankannya, anda bisa menjual ide bisnis tersebut kepada orang lain yang memiliki modal, ini namanya sistem investasi, atau anda bisa mencari pekerjaan paruh waktu selagi anda menjalankan usaha anda, untuk menambah modal finansial. Pekerjaan paruh waktu ini bisa berupa konsultan, blogger, atau mengerjakan proyek proyek yang kecil kecilan.

Saya rasa, tidak ada alasan untuk seorang dosen untuk tidak menjadi Entrepreneur, waktu yang dia miliki bisa ia pilih, antara untuk riset, proyekan, mengajar, buat usaha, atau untuk keluarga dan masyarakat, dan juga untuk seorang yang baru lulus kuliah untuk menjadi entrepreneur, karena seharusnya sewaktu kuliah ia memiliki banyak teman yang mungkin bisa diajak bekerja sama olehnya membangun kerajaan bisnis.

Untuk menjadi Entrepreneur, perlu dukungan yang amat sangat kuat, mulai dari keluarga, pacar, teman, orang tua, bahkan sampai dukungan dari pihak kemanan, jika ada teman / saudara anda yang hendak menjadi pengusaha, dimohon untuk mendukungnya 100% karena ini berkaitan dengan masa depan dan juga mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.

Untuk teman-teman yang masih menjadi pengangguran, saran saya marilah buka usaha, menjadi entrepreneur, dan kurangilah jumlah pengangguran di Indonesia…

Kalau kata Ijal & Mimin, Jadi entrepreneur mungkin sulit dimengerti, tidak apa apa, yang penting rekening korannya toh :D

Untuk Astrid, Feiral, Luthfi, Dharma, dll, semoga tulisan ini bisa menjadi pencerahan, Thanks to Pak JH, BPI, DL, yang udah kasih masukan di milis, serta temen-temen yang udah ngedukung, dan juga buat orang-orang yang menjadi cerminan hidup saya dan sudah memberi pencerahan untuk saya baik dimasa lalu, hari ini, dan mendatang…

Jika anda lulus kuliah dan langsung mendapatkan pekerjaan di perusahaan yang bergengsi, berarti anda maju 5 langkah dari orang lain yang baru lulus kuliah, sedangkan jika anda sewaktu kuliah sudah membangun perusahaan anda sendiri, entah itu bergengsi atau tidak dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain, itu sudah maju 100 langkah dari orang yang maju 5 langkah tadi.

Ohya, Blogger merupakan pekerjaan yang amat menjanjikan, kenapa ? tunggu tanggal mainnya :)

PS : Jika anda adalah seorang entrepreneur, dan ada yang bertanya kepada anda, siapa boss anda, sebaiknya anda menjawab, Tuhan-lah Boss saya sebenarnya, ia menggaji saya dengan kehidupan :)

data dari rendymaulana.com

4 Modal Menjadi Entrepreneur (Ternyata Bukan Uang)

Inspirasi dari Entrepreneur

Laporan oleh Hayat Mansur

Walau banyak kasus korupsi dan persoalan lainnya, ekonomi negara kita bisa tetap berjalan. Ini tentu saja berkat ada penggerak-penggerak di masyarakat yang tidak tergantung pada peraturan dan pemerintah. Mereka yang jarang diketahui orang ini disebut entrepreneur. Ini beberapa dari mereka dan upaya yang telah dilakukan untuk menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita.

Wimar’s World Rabu malam (28/3) menghadirkan tiga orang entrepreneur yaitu Bob Sadino (pemilik supermarket Kem Chicks), Hadrijanto Satyanegara (PR Manager Patrakom), dan Fred Hehuwat (salah satu pendiri Yayasan ASHOKA Indonesia). Mereka adalah orang-orang yang tidak putus asa bahkan bersemangat dan memberi contoh kepada kita. Berikut potongan percakapan mereka dengan Wimar Witoelar.

Empat Modal Entrepreneur

Wimar: Katanya, Anda dulu pelaut, lalu bagaimana Anda bisa sampai menjadi entrepreneur dengan membuka supermarket?

Bob: Sederhana saja. Saya dulu bekerja di negeri Belanda dan berkeliling Eropa. Ketika kembali ke Indonesia, saya melihat telor di sini berbeda dengan telor yang saya lihat di Eropa.

Wimar: Apa bedanya?

Bob: Beda bentuknya. Jadi, saya meminta orang mencari ayam yang bisa bertelor.

Wimar: Apakah saat itu Anda sudah ahli ayam atau telor?

Bob: Salah satu faktor saya menjadi seperti saat ini karena saya beruntung tidak mengetahui apa-apa.

Wimar: Apakah Anda mempunyai banyak teman di bank yang bisa menyediakan modal?

Bob: Bank hanya untuk menabung saja

Wimar: Jadi tidak betul orang membutuhkan modal untuk membangun usaha baru.

Bob: Apa pengertian modal itu? Banyak orang hanya menterjemahkan modal itu hanya benda yang bisa dilihat dan dihitung saja, pokoknya uang. Sebetulnya ada modal yang tidak bisa dilihat. Ini modal pegangan bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu,

  1. Harus mempunyai kemauan
  2. Tekad yang bulat
  3. Keberanian mengambil peluang. Ada sejuta peluang di luar sana termasuk di dalam badan kita sendiri

Wimar: Bob, saya bertemu banyak sekali orang yang ingin menjadi enterpreuner. Katanya, itu susah sekali karena iklim tidak kondusif, peraturan tidak berpihak pada pengusaha. Bagaimana ini Bob?

Bob: Ketiga faktor tadi belum membuat seseorang untuk masuk menjadi enterpreuner. Faktor keempat adalah Anda jangan cengeng dan tahan banting.

Manfaatkan Teknologi

Wimar: Kita beralih ke Hadrijanto. Perusahaan Anda menyediakan sarana telekomunikasi di perusahaan terpencil. Bagaimana perusahaan Anda bisa berbisnis di daerah terpencil?

Hadrijanto: Kita melihat ada peluang usaha dan keterbatasan saran telekomunikasi terutama di luar Pulau Jawa. Mereka mempunyai kebutuhan dan terkadang mereka memiliki uang. Telekomunikasi itu bukan lagi kebutuhan sekunder tapi sudah primer. Karena itu kita berupaya membantu menyediakan sarana telekomunikasi di daerah terpencil.

Wimar: Berapa banyak dan dimana contohnya?

Hadrijanto: Di Kalimantan Timur seperti di daerah pedalaman Samarinda, Tabang. Kalau sekarang jumlahnya sekitar 150 unit

Wimar: Jadi karena daerah terpencil maka mereka mesti wireless. Jadi dipergunakan satelit.

Hadrijanto: Iya, kita mengadakan warung telekomunikasi satelit (Wartelsat).

Wimar: Kuncinya di sini mahal tapi kok bisa dikerjakan dan orang tidak membayar mahal. Jadi, siapa yang memberikan dukungan sehingga ini tersedia?

Hadrijanto: Sebenarnya yang mendukung itu teknologi. Kita memanfaatkan teknologi yang ada. Kita melakukan rekayasa teknologi di dalamnya sehingga kita bisa. Secara kualitas memang tidak bisa mencapai seperti cyber atau berlangganan, tapi untuk daerah terpencil cukup memadai agar ada sarana telekomunikasi.

Wimar: Apakah investasi itu akan kembali dari sisi uang?

Hadrijanto: Mungkin bukan kembali tapi kita berusaha mencapai break event point saja. Itu sudah bagus.

Wimar: Itu mungkin perbedaannya antara perusahaan tempat Anda bekerja dengan Bob Sadino. Kalau Bob, pure entrepreneur yaitu investasi dan uang kembali. Sedangkan Anda, ada yang investasi dan kembali dalam bentuk menyenangkan masyarakat.

Social Entrepreneur ASHOKA

Wimar: Ini yang ketiga Fred Hehuwat. Dia pada 1983 mendirikan Yayasan ASHOKA Indonesia. Saya tahu karena turut mendirikannya, tapi saya tidak tahu kelanjutannya. ASHOKA memakai konsep social entrepreneur. Apa konsep itu dan apa yang dikerjakan Ashoka saat ini?

Fred: Kalau kita biasanya mengaitkan dengan kegiatan ekonomi. Memang lahirnya istilah social entrepreneur ini dari Ashoka. Kalau kita membandingkan sektor ekonomi dan industri yang perkembangannya sangat maju maka bidang sosial seperti pendidikan dan kesehatan tertinggal. Kalau kita melihat kondisi di Indonesia, kondisi sosial merupakan yang sangat parah. Siapa yang menangani ini? Biasanya kita menggantungkan harapan pada pemerintah. Kita semua tahu pemerintah banyak keterbatasannya. Kalau ini tidak ada jalan pintas yang diciptakan maka keadaannya makin lama makin ketinggalan.

Wimar: Apa orang yang dibina ASHOKA?

Fred: Kita membina orang-orang yang memiliki program-program entrepreneur. Awalnya, seseorang melihat keadaan, mengenal lapangan, mempunyai ide cemerlang, mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah, tidak tergantung fasilitas, dan sebagainya, maka ide cemerlang itu akan kita bantu. Kita mencari orang-orang seperti itu.

Wimar: Berapa orang yang sudah dibina sejak 1989?

Fred: Sekarang ada sekitar 140 orang di Indonesia.

Wimar: Ini konsepnya internasional. Kalau dengan contoh konsep internasional, kita mungkin lebih mengerti social entrepreneur itu?

Fred: Kalau kita melihat social entrepreneur yang top adalah Muhammad Yunus dari Banglades dengan program di Grameen Banknya sehingga meraih hadiah Nobel. Idenya itu yang paling unik dan bagus.

Wimar: Kalau saya membaca di brosur Anda, ASHOKA banyak juga bergerak di daerah-daerah. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi di sana?

Fred: Saya kira mereka tidak akan menunggu sesuatu tapi melihat keadaan. Kemungkinan-kemungkinannya berbeda. Kendalanya juga berbeda. Jadi mereka sama sekali tidak menunggu sesuatu dari luar. Dari mereka sendiri tumbuh ide, "Oh, keadaannya begini. Ini yang bisa saya lakukan."

Wimar: Bagaimana Anda memilih orang yang akan dibina itu?

Fred: Saya kira kita memang memilah-milah orang terutama berdasarkan penilaian,

  1. Apakah idenya itu baru?
  2. Apakah orang yang melakukan itu, menurut penilaian kami, mempunyai kemampuan?
  3. Bagaimana dampaknya ide tersebut? Kalau dampaknya kecil maka kita tidak tertarik.

Wimar: Kalau Bob Sadino 50 tahun lalu yaitu saat masih remaja, apakah bisa menjadi pilihan ASHOKA? Apakah syarat-syarat yang ada pada diri Bob itu yang dicari ASHOKA?

Fred: Mungkin sifat-sifatnya iya, tapi bidangnya mungkin tidak. Bob tentu ingin berhasil secara komersial, sedangkan yang kita nilai adalah bagaimana dampaknya pada kehidupan sosial.

Alfi (penelpon dari Bekasi): Saya sangat tertarik dengan Yayasan ASHOKA Indonesia. Bagaimana mekanisme kontrol terhadap orang yang didukung sebagai entrepreneur di ASHOKA?

Wimar: Jadi pertanyaannya bagaimana niat baik orang tersebut bisa dikontrol?

Fred: Pertama, kita memiliki jaringan yang cukup banyak sehingga dapat memberi informasi ke kita. Kedua, kita tentu memonitor bagaimana perkembangan selanjutnya dari orang yang didukung. Sesungguhnya ASHOKA sendiri tidak mau banyak mengontrol. Kalau entrepreneur mau berkembang jangan terlalu banyak dikontrol, jadi kita hanya memonitor saja.

Dampak Perubahan Pemerintah

Wimar: Kita telah mengalami perubahan drastis pemerintahan sejak 1998 hingga sekarang. Jika dibandingkan dengan situasi sebelumnya, apakah ada perbedaan perubahan tersebut untuk masing-masing bidang entrepreneur?

Fred: Sangat berbeda. Dulu kita untuk mendirikan ASHOKA harus mengumpet-umpet. Sekarang sangat leluasa

Bob: Iya ada perbedaan. Tapi Saya dari dulu tidak tertarik dengan pemerintah. Saya hanya ingin kami jangan terlalu banyak diatur-atur karena yang tahu mengenai usaha saya adalah saya.

Hadrijanto: Kalau kita melihat lebih baik sekarang karena peraturan pendukungnya jauh lebih baik dan sikap dari teman-teman daerah juga sudah lebih terbuka.